Mayangkara adalah sebuah nama yang dipergunakan oleh Batalyon “DJAROT” pada perang kemerdekaan. Nama itu bersal dari nama kuda putih milik Lurah Mantup yang diberikan kepada Komandan Batalyon “Djarot Subiyantoro” sebagai teman setia yang senantiasa mendampingi dalam perang kemerdekaan. Dalam cerita pewayangan “Mayangkara” adalah nama aji-aji Anoman. Nama Mayangkara lebih dikenal oleh masyarakat sejak tanggal 9 Desember 1970, setelah diabadikan menjadi sebuah monumen “Kuda Putih Mayangkara” yang merupakan simbol Batalyon Djarot yang tepatnya terletak si sebelah barat pertigaan jalan Desa Mantup Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan.
Pada permulaan perjuangan fisik pemuda-pemuda dari sebagian besar kampung Kedondong dan Surabaya telah tergabung dalam satu kesatuan di bawah pimpinan Djarot Subiantoro mantan tokoh Jibaku Tai, setelah disusun menjadi Batalyon, pasukan ini berada di Gubeng dan bernama Batalyon BPRI, dengan didudukinya kota Surabaya oleh musuh, maka Kesatuan mundur ke sepanjang, Krian dan akhirnya mempertahankan Ds. Perning kec. Jetis Kab. Mojokerto
Kompi Sriwijaya yang anggota-anggotanya berasal dari bekas Heiho di bawah pimpinan Kapten Jansen Rambe bergabung dengan Batalyon Djarot pada tanggal 9 Desember 1945. Kesatuan diresmikan menjadi Batalyon IX dipimpin oleh Mayor Djarot Subiantoro, selanjutnya bergabung ke Resimen XXXII pimpinan Letkol Kristanto kemudian Komandan Batalyon berpindah dan menempati Desa Mantup Kecamatan Mantup.
Nah, sudah tahukan kiasan sejarah nama kesatuan kita? jadi penggunaan nama mayangkara bukan sebuah pemberian nama yang sekadarnya melainkan sebagai pengingat bagi kita terhadap pengorbanan para pahlawan kita, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dan melanjutkan perjuangannya melalui mengisi kemerdekaan dengan terus belajar dan membaktikan diri kepada bangsa dan negara tercinta.
Pada permulaan perjuangan fisik pemuda-pemuda dari sebagian besar kampung Kedondong dan Surabaya telah tergabung dalam satu kesatuan di bawah pimpinan Djarot Subiantoro mantan tokoh Jibaku Tai, setelah disusun menjadi Batalyon, pasukan ini berada di Gubeng dan bernama Batalyon BPRI, dengan didudukinya kota Surabaya oleh musuh, maka Kesatuan mundur ke sepanjang, Krian dan akhirnya mempertahankan Ds. Perning kec. Jetis Kab. Mojokerto
Kompi Sriwijaya yang anggota-anggotanya berasal dari bekas Heiho di bawah pimpinan Kapten Jansen Rambe bergabung dengan Batalyon Djarot pada tanggal 9 Desember 1945. Kesatuan diresmikan menjadi Batalyon IX dipimpin oleh Mayor Djarot Subiantoro, selanjutnya bergabung ke Resimen XXXII pimpinan Letkol Kristanto kemudian Komandan Batalyon berpindah dan menempati Desa Mantup Kecamatan Mantup.
Nah, sudah tahukan kiasan sejarah nama kesatuan kita? jadi penggunaan nama mayangkara bukan sebuah pemberian nama yang sekadarnya melainkan sebagai pengingat bagi kita terhadap pengorbanan para pahlawan kita, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dan melanjutkan perjuangannya melalui mengisi kemerdekaan dengan terus belajar dan membaktikan diri kepada bangsa dan negara tercinta.
Posting Komentar